Hai kawan-kawan kali ini saya akan memberi info tentang : Peristiwa kiamat Menurut Ilmu Pengetahuan ^_^
1. DUNIA BERUBAH JADI ES (ICE AGE) :
Para ahli meneliti bahwa ternyata ada siklus pembekuan dunia (Ice Age) yang
berlangsung setiap 13.000 tahun sekali. Hal ini diawali dengan perubahan iklim
dan suhu yang sangat drastis. Cuaca berubah dengan sangat ekstrim di mana
negara2 yg sebelumnya tidak pernah bersalju, tiba2 turun salju (hal ini sudah
terjadi sejak 2 tahun terakhir di mana Mesir tiba2 turun salju). Suhu udara
akan mengalami perubahan yg cukup signifikan. Di beberapa bagian tertentu,
suhunya mencapai minus 15 derajat Celcius. Sementara tempat lain bisa mencapai
lebih dari 40 derajat Celcius. Akibat perbedaan udara yg drastis, cuaca menjadi
kacau. Hujan, banjir, dan badai terjadi di mana2. Setelah beberapa saat –
ketika suhu dunia mencapai titik equilibrium – seluruh dunia akan diliputi oleh
salju. Bumi akan menjadi tempat yg sangat dingin. Suhu udara akan terus
menurun, hingga akhirnya berubah ke suhu normal kembali 10.000 tahun mendatang.
2. DUNIA MENGERING :
Lawan dari skenario di atas, adalah skenario ini. Sejak tahun 1990, para ahli
telah meramalkan akan adanya ancaman pemanasan global. Setelah hampir 20 tahun
sejak ramalan itu digulir, kini dampaknya sudah semakin terasa. Udara di
berbagai negara semakin panas. Es di kutub utara mencair. Hutan2 semakin
berkurang. Banjir di mana2. Sementara ozon semakin menipis, membuat air menguap
dengan cepat. Diperkirakan pada tahun 2015, dunia akan mengalami masalah
kekurangan air. Karbon dioksida meningkat tajam. Dan suhu dunia menjadi sangat
panas akibat menghilangnya ozon. Jutaan manusia akan tewas terpanggang. Dan
dunia akan menjadi Neraka – dalam artian sebenarnya (sebagai gambaran, walau
Venus adalah planet dengan ozon paling tebal, suhunya mencapai 750 derajat
Celcius. Bayangkan bumi yg tidak memiliki lapisan ozon sama sekali di masa
depan. Walau jaraknya jauh dari matahari sekalipun, suhunya tidak akan kurang
dari 350 derajat Celcius).
3. LEDAKAN SINAR GAMMA RAY BURST (GRB) :
Sinar Gamma adalah ledakan dengan kekuatan terdahsyat yang sudah diketahui di
alam semesta saat ini, dan pengetahuan yang dipahami ilmuwan atas hal ini masih
sangat terbatas. Ilmuwan mendapati, bahwa sinar gamma (Gamma Ray Burst,
GRB) yang berasal dari galaksi luar yang jauh, adalah energi yang dilepaskan
kembali setelah hancurnya 2 bintang tetap, energi pancarannya sangat kuat dan
tak dapat diduga, kurang lebih seribu kali lipatnya matahari.
Sebelum perubahan besar ini terjadi, manusia sama sekali tidak dapat mengamati
perubahan sesudahnya, sehingga dengan demikian juga tidak tahu bagaimana cara
mengantisipasinya. Jika terjadi, maka meski berada di tempat sejauh seribu
tahun cahaya, dan meski pada malam yang biasanya cerah di sebuah tempat yang
jauhnya tidak dapat Anda saksikan, ia juga akan terang secara tiba-tiba seperti
matahari, kemudian melepaskan energi yang maha besar, dan menyinari bumi dengan
pancarannya.
Meskipun lapisan atmosfer dapat melindungi kita terhindar dari serangan sinar
Gamma dan sinar -X, namun pancaran-pancaran berenergi tinggi ini dapat membuat
lapisan atmosfer menjadi panas dan menghasilkan nitrogenoksida, yang dapat
secara serius merusak ozonosfer (lapisan ozon).
Yang lebih parah adalah ini dapat secara langsung mengacaukan proses
fotosintesis plankton di samudera (mereka dapat menyuplai oksigen bagi
atmosfer), merusak ekologi sekaligus juga menghancurkan rantai makanan.
Jarak sinar gamma yang ditemukan saat ini sangat jauh dari kita, meski
pengetahuan yang diketahui ilmuwan atas hal ini sangat terbatas, namun dapat
dibayangkan akibat yang mengerikan seandainya secara tiba-tiba ia menyinari
bumi kita.
4. TSUNAMI :
Anda kira tsunami yang menghantam Aceh, Thailand, Srilanka, dan India tahun
2004 adalah yang terdasyat? Belum. Anda belum melihat tsunami terdasyat. Para
ahli saat ini mulai menguatirkan kondisi Pulau Vulkanik La Palma yang terletak
di perairan Afrika yg belakangan menunjukkan aktivitas yang cukup signifikan.
Gunung Cumbre Vieja yg terletak di sebelah utara pulau tersebut sudah mulai
mengalami erupsi. Jika sampai gunung2 di Pulau La Palma serempak meledak, akan
muncul ombak setinggi 650 meter, bergerak dengan kecepatan 700 kilometer perjam
serta menyeret 500 milyar ton batu dari dasar lautan, meratakan pulau2 yg
mereka lewati, termasuk Amerika dan Afrika. Para ahli sudah memberi nama
tsunami itu : Megatsunami La Palma.
Ramalan akan terjadinya Megatsunami La Palma sudah ada sejak tahun 1949, ketika
Gunung Cumbre Vieja mengalami erupsi dan nyaris menyebabkan tsunami.
Megatsunami bukan hal yg aneh karena para ahli menemukan bahwa 2 milyar tahun
yang lalu, Megatsunami setinggi Gunung Everest pernah menenggelamkan Pulau
Ohau, Hawaii. Di tempat lain, 80.000 tahun yg lalu, tsunami di pantai barat
Afrika pernah menyapu habis Pulau Cape Verde, menyebabkan pulau itu sempat
tenggelam kala itu. Sekitar 4.000 tahun lalu, Megatsunami pun pernah menghantam
Australia dan meratakan Pulau Reunion.
5. METEOR :
Ancaman meteor menghancurkan bumi, bukan cerita fiksi yg Anda temukan di film2
Hollywood, tetapi memang benar adanya. Di ruang angkasa terdapat banyak batu
meteor yg setiap saat menghantam planet yg mereka lewati. Jika sebuah meteor
–sekecil mobil sekalipun – menghantam bumi, yg terjadi adalah ledakan nuklir
maha dasyat yg sedikitnya menghancurkan 1 propinsi. Bayangkan jika yg menghajar
bumi sebesar Pulau Jawa. Sudah dipastikan ¾ penduduk dunia akan tewas seketika.
Yg selamat dari ledakan pun tidak akan bisa bertahan karena ledakan itu akan
menciptakan debu nuklir dan udara panas akan menyelimuti bumi selama ratusan
tahun lamanya. Tidak akan ada yg selamat dari hantaman meteor.
Beratus-ratus tahun yg lalu, penghuni bumi (dinosaurus, dan sejenisnya) punah
setelah dunia dihantam meteor. Pada tahun 1991, para ahli menemukan Cenote
Ring, sebuah kawah di daerah Meksiko dekat Yucatan. Kawah itu merupakan bukti
bahwa meteor itulah yg menghantam bumi dan memunahkan para dinosaurus di masa
itu. Melihat besarnya kawah itu, diduga ukuran meteor yg menghantam bumi
sebesar gunung dan kekuatan hantaman meteor itu setara dengan 100 juta megaton
TNT, atau setara dengan ledakan 5 milyar bom atom!!!
Para ahli menemukan bahwa meteor beberapa tahun belakangan pernah menghantam
bumi. Tahun 1908, meteor pernah menghantam Kota Tunguska di Siberia,
menghancurkan sedikitkan dua ratus mil hutan Siberia.
Tahun 1997, sebuah komet besar nyaris menghantam bumi. Dan sungguh sebuah
mujizat, karena komet itu tiba2 berbelok arah.
6. BLACK HOLE :
Sistim galaktik pada umumnya dipenuhi dengan Lubang Hitam (black hole). Menurut
prediksi ilmuwan secara garis besar, bahwa dalam sistem galaktik terdapat
sekitar satu juta lubang hitam, benda-benda ini beredar sama seperti bintang
lainnya.
Seandainya ada sebuah planet sedang akan mendekati kita, hal itu bisa kita
prediksi, tapi jika seandainya itu adalah lubang hitam maka kita tidak akan
mendapat peringatan. Jika sebuah planet yang akan menabrak bumi, para ilmuwan
puluhan tahun silam bisa saja mengamati dan memprediksikan waktu maupun
energinya secara konkret.
Namun lubang hitam tidak akan menabrak atau menghancurkan bumi, akan tetapi, ia
-dengan kekuatan gravitasinya yang luar biasa- dapat mengacaukan orbit
peredaran benda langit, sehingga suhu di bumi akan mengalami perubahan yang
drastis.
Seperti yg tertulis di atas bahwa Black Hole kini posisinya dekat solar
system kita. Sangat dekat dengan bumi. Dengan kekuatan yg luar biasa dan bisa
meremukkan sebuah bintang yang maha besar sekalipun, Black Hole merupakan
ancaman dari ruang angkasa yg tidak dapat dihindari. Pergerakannya yg
sedemikian cepat, dan kekuatan menyedotnya yg luar biasa sungguh sangat
mengerikan. Hanya dalam hitungan detik, bumi dapat langsung musnah – bahkan
tanpa Anda menyadarinya.
7. PENYAKIT :
Kuman dan virus sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Mereka ada di mana2.
Tidak seorang pun menyadari kalau mereka adalah bahaya laten yg setiap saat
dapat memunahkan manusia. Kita tentu ingat The Black Plague yg pernah
menghabisi jutaan penduduk Eropa di abad 18. Tahun 1918, epidemi The Spanish
Flue menghabisi 40 juta penduduk, empat kali lipat jumlah korban yg tewas dalam
Perang Dunia Pertama. Jika Anda pikir kini sudah ada obat utk mengobati
penyakit2 itu, Anda pasti lupa dengan SARS, AIDS, dan Ebola yg hingga hari ini
belum ada obat penawarnya.
Belakangan, para ahli menemukan virus2 baru yg lebih berbahaya dan ganas
seperti Virus Marburg, Virus Sin Nombre (Virus Tanpa Nama), Demam Lassa, Virus
Nipah, dan Virus Hendra. Belum lagi Virus Flu Burung yg menewaskan ratusan
orang di tahun 1997, 1998, 2003, dan 2007 lalu. Bahkan imunisasi sempurna
sekalipun tidak akan mampu melindungi Anda dari serbuan virus2 tersebut.
8. GUNUNG MERAPI :
November 2008 silam, para ahli vulkanik seluruh dunia dibuat ketakutan ketika
secara tiba-tiba ratusan gunung mendadak aktif dan berada dalam kondisi Siaga
1. Tidak saja di luar negeri, tetapi juga di Indonesia. Seandainya seluruh
gunung yg terletak pada patahan bumi secara serentak meledak, tidak saja
ancaman tsunami yg harus diwaspadai. Gempa bumi dan banjir lahar menjadi
ancaman yg sangat serius.
Sekitar 248 juta tahun lalu, dunia pernah mengalami banjir lahar dan gempa bumi
yg luar biasa. Sekitar 95% spesies di bumi musnah. Kejadian itu dikenal sebagai
Permian-Triassic Extinction.
Tahun 1783, Gunung Laki di Islandia erupsi, menyemburkan 5 kilometer kubik
lahar, menenggelamkan 9.000 orang penduduk. Seperempat penduduk Islandia tewas
karena gas beracun dari gunung.
9. PLANET X :
Pertengahan 1990, para ahli Amerika menemukan sebuah planet baru yg mereka
sebut sebagai Planet X. Mereka menamai Planet itu sebagai “Ottawa Object”
(sebagian menyebutnya Vulcan atau Transpluto). Orang Rusia menamainya Nibiru
atau Marduk (Planet Iblis). Tadinya planet itu merupakan planet ke-11 dari
solar system kita. Ukurannya sama besar seperti bumi dan berwarna coklat
(karena itu, planet ini disebut juga “Kurcaci Coklat” / The Brown Dwarf).
Namun, para ahli menemukan fakta yg mengerikan : Planet itu ternyata selalu
mengorbit mendekati matahari setiap 3,600 tahun. Pada saat itu Planet X akan
berada dekat dengan bumi, mengganggu gravitasi dan kondisi bumi. Worse case
scenario? Planet itu akan bertabrakan dengan bumi.
Tahun 2003 silam, Planet X sempat sangat dekat dengan bumi, tetapi syukurnya
tidak terjadi benturan. Kini Planet X sudah menjauh dan akan kembali lagi 3,595
tahun mendatang.
10. PENCEMARAN UDARA :
Kandungan Karbon Monoksida dibeberapa negara sudah berada pada titik yg sangat
menguatirkan. Dalam beberapa tahun mendatang penyakit asma dan paru2 akan
menjadi penyakit pembunuh nomor 1 di dunia. Kota seperti New York, Jepang, dan
Athena akan secara permanen dipenuhi oleh kabut polusi yg mematikan. Para ahli menyebut
skenario ini sebagai “The Hydroxyl Apocalypse” atau “Hydroxil Collapse”.
Hydroxyl – yg juga dikenal sebagai Kandungan Timbal – telah menjadi polutan yg
tidak saja mengotori udara tetapi juga kualitas tanah dan air ketika turun ke
tanah bersama hujan. Orang yg terkena air hujan akan mengalami kanker kulit.
Sedangkan sayur dan buah-buahan akan tercemar dan berpotensi menjadi penyebab
kanker bagi orang yg memakannya.
11. GLOBAL DIMMING :
Sebuah fenomena cukup aneh baru2 ini ditemukan para ahli dari Israel. Walau
suhu udara negara mereka cukup tinggi, para ahli itu menemukan bahwa sorot
cahaya matahari tahun 1980 jauh berkurang dibandingkan Israel tahun 1950.
Penelitian di negara lain menemukan bahwa sorot matahari menurun cukup drastis
dibandingkan 50 tahun silam. Sorot matahari di Amerika lebih rendah 10%, di
bagian Barat Eropa 16%, sedangkan Rusia 30%. Uniknya, walau sorot matahari
berkurang, namun bumi terasa semakin panas. Hal ini dikarenakan bumi melepaskan
kalornya yg membuat bumi terasa panas. Ditambah semakin berkurangnya lapisan
ozon dan semakin tingginya kadar Karbon Dioksida dan Monoksida, membuat bumi
makin panas, walau sorot matahari makin berkurang.
Jadi dapat dipastikan dalam kurun waktu 2-3 generasi berikutnya (well…. Good
news-nya sih, 100 – 150 tahun lagi…), matahari akan mati dan bumi akan
mengalami kegelapan total. Oksigen tidak dapat terbentuk karena tidak ada sinar
matahari. Sayuran akan mati. Dunia akan menjadi tempat yg sangat dingin, dan
dipastikan tidak ada orang yg mampu hidup di bumi saat itu.
12. ZAMAN NABI NUH :
Anda tidak bisa berenang? Sekarang waktunya yg tepat utk belajar. Karena
diperkirakan dalam 40-60 tahun ke depan, dunia akan tenggelam. Para ahli
menemukan bahwa permukaan air laut telah mengalami ketinggian yg cukup drastis
beberapa tahun belakangan ini. Hal ini disebabkan oleh mencairnya es di Kutub
Utara dan Selatan akibat Global Warming. Diperkirakan tahun 2050, es Kutub
Utara akan habis mencair. Saat ini luas wilayah Perancis Selatan, Inggris,
Denmark, German Selatan, Belgia, dan Belanda mulai berkurang. Greenland,
Alaska, dan Siberia mulai digenangi air. Dan tanpa kita sadari nanti, tahu2
seluruh tanah di muka bumi ini akan tenggelam sedalam 80 meter di bawah laut.
Well… masih ada waktu banyak untuk membuat bahtera
13.YELLOWSTONE, GUNUNG API YANG SIAP MELETUS
Ada beberapa skenario kiamat yang disusun oleh para ilmuwan di berbagai
bidang berdasarkan data-data empiris dan ilmiah sesuai dengan bidang mereka
masing-masing. Meskipun kebanyakan data empiris dan ilmiah yang dihimpun oleh
para ilmuwan tidak memberikan tanggal pasti kapan kiamat—atau setidaknya
bencana global tersebut tiba.
Banyak ilmuwan yang memberikan kesimpulan bahwa bencana global kemungkinan
besar akan terjadi pada akhir tahun 2012, seperti yang dijelaskan oleh Lawrence
E. Joseph, penulis keturunan Yahudi berkebangsaan Amerika Serikat, dalam buku
“Kiamat 2012” (Apocalypse 2012).
Dari beberapa skenario kiamat yang ditawarkan oleh para ilmuwan termasuk
Lawrence E. Joseph, maka dapat diambil dua kategori besar skenario kiamat,
yaitu kiamat yang berasal dari bumi dan kiamat yang berasal dari angkasa,
terlepas dari benar-tidaknya kesimpulan bahwa 2012 merupakan hari kiamat—atau
setidaknya tanda awal kiamat sebelum tanda-tanda besar lainnya muncul.
Skenario pertama tentang kiamat rupa-rupanya disebabkan oleh aktivitas bumi
yang berlebihan dan, atau menunjukkan sebuah anomali yang tidak lagi terjadi
sejak 10.000 tahun lalu.
Anda pernah mendengar tentang taman nasional Yellowstone, Amerika Serikat?
Taman nasional Yellowstone terkenal memiliki geyser bernama Old Faithful, yang
mampu menyemburkan lebih dari 3.000 liter air dalam waktu kurang dari sepuluh
detik. Geyser tersebut rupanya tidak hanya menjadi pusat perhatian para
wisatawan yang berkunjung ke taman nasional tersebut, tapi juga para ahli
vulkanologi dan geologi yang menyatakan bahwa taman nasional Yellowstone
merupakan sebuah gunung berapi raksasa yang berpotensi meletus.
Yakinlah, Anda tidak salah membaca dan saya juga tidak salah mengetik. Anda
mungkin bertanya, jika memang taman nasional itu sebuah gunung berapi lalu di
mana letak kerucutnya, puncaknya dan kawahnya? Ketika banyak orang menyaksikan
keindahan geyser di taman nasional tersebut, mereka sebenarnya tidak sadar
bahwa mereka sedang berada di tengah kawah gunung berapi raksasa. Begitu besar
diameter kawah Yellowstone, sampai-sampai kita harus terbang untuk melihat
kawah taman nasional tersebut secara keseluruhan.
Sekarang, banyak ilmuwan yang menyatakan bahwa taman nasional tersebut
merupakan sebuah gunung berapi raksasa yang siap meletus. Kenyataan bahwa
Yellowstone kembali menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanis merupakan sebuah
anomali yang patut disambut dengan sikap waspada.
J. Tuzo Wilson, seorang ahli geofisika Kanada, yang terkenal dengan teorinya
tentang lempeng tektonik, pernah menjelaskan bahwa sebenarnya Yellowstone
terletak dalam sebuah ujung barisan gunung api yang tertidur. (Ilmu Pengetahuan
Populer, 1999, 2: 228).
Pernyataan Wilson dan kebanyakan ahli geologi lainnya memberikan kita sebuah
pemahaman bahwa para ahli geologi telah menyadari bahwa Yellowstone merupakan
sebuah gunung berapi yang pernah meletus dan kini menunggu untuk meletus lagi.
Bahkan geyser yang menjadi ciri khas taman nasional itu membuktikan bahwa ada
sebuah dapur magma aktif.
Kini mungkin saja Yellostone akan menunggu sebuah saat yang tepat sebelum
bangun dari tidurnya yang panjang. Jika Yellowstone meletus maka dapat
dipastikan bahwa seluruh dunia akan merasakan dampaknya, Amerika Serikat akan
luluh-lantak, kemudian disusul kawasan Pasifik dan Atlantik. Kawasan Eurasia,
Afrika dan Australia akan tertutup abu, udara menjadi beracun, dan matahari
tidak akan pernah terbit selama sekitar sepuluh tahun—bumi akan kembali pada
jaman es.
Itu baru Yellostone, belum aktivitas gunung api aktif lainnya misal di
Indonesia, Anaka Krakatau, Toba, dll
14. SABUK VAN ALLEN MELEMAH
Anomali selanjutnya ditunjukkan oleh semakin melemahnya kekuatan magnetosfer
bumi. Secara sederhana magnetosfer bumi merupakan sebuah lapisan medan magnet
bumi yang bertugas melindungi bumi dan semua penghuninya dari radiasi matahari.
Magnetosfer bumi juga memengaruhi pola dan ara pergerakan migrasi spesies hewan
tertentu seperti burung camar hingga ikan paus. Tanpa magnetosfer maka bumi
akan menjadi sebuah planet tandus yang terus menerus dihujani radiasi matahari.
Tanpa magnetosfer, Anda tidak akan dapat keluar rumah tanpa menggunakan pakaian
anti radiasi, layaknya pekerja rekator nuklir, atau kulit Anda akan terbakar
radiasi dalam waktu kurang dari lima detik.
Franklin M. Branley menjelaskan bahwa sabuk Van Allen, diambil dari nama
seoarang anstronom Amerika Serikat, James Van Allen, bertugas melindungi bumi
dari radiasi matahari. Sabuk tersebut membentang mulai ketinggian 640 km hingga
ketinggian 40.000 km. (Ilmu Pengetahuan Populer, 1999, 1: 104).
Anomali dalam magnetosfer rupanya ditunjukkan dengan semakin melemahnya
kekuatan magnetosfer bumi jika dibandingkan 200 tahun lalu. Kini magnetosfer
bumi bahkan mengalami sebuah keretakan sepanjang 160.000 kilometer di atas
Atlantik, para ilmuwan ahli geologi menyebutnya sebagai anomali Atlantik
Selatan. (Joseph, 2008: 65).
Keretakan magnetosfer bumi, menjadi tanda awal dari lenyapnya kekuatan
magnetosfer, rupanya membawa dampak serius bagi semua penghuninya, temasuk
manusia. Karena lapisan medan magnet bumi tidak hanya berfungsi sebagai perisai
anti radiasi, namun juga sebagai sebuah mekanisme yang menjaga kestabilan bumi
dan keseimbangan biosfer.
Tanpa medan magnet bumi, maka ekosistem bumi menjadi terganggu. Hewan-hewan
yang menggunakan medan magnet sebagai penunjuk arah akan kehilangan kemampuan
navigasi. Spesies yang kehilangan kemampuan navigasi jelas akan berpotensi
menuju kepunahan. Hilangnya salah satu bagian penting dalam biosfer tentu akan
disusul hilangnya bagian lain dalam biosfer, sehingga keseimbangan biosfer yang
rapuh akan hancur berantakan.
Semua itu hanya disebabkan oleh hilangnya magnetosfer, yang keberadaannya
sering tidak kita sadari. Lenyapnya magnetosfer juga membuat permukaan bumi
akan segera terbakar radiasi matahari yang sangat hebat, dan dengan segera
membuat permukaan bumi akan hangus terbakar.
Lalu apa yang membuat kekuatan magnetosfer semakin melemah? Inilah
pertanyaan mendasar yang mungkin muncul di pikiran Anda. Para ilmuwan yakin inti
bumi berupa logam cair dengan panas mencapai sekitar 3.900 derajat celcius.
Rotasi inti cair bumi itu membuat sebuah efek medan magnet bumi yang mampu
membuat jarum kompas menunjukkan arah utara-selatan.(Sagan dan Leonard, 1982:
36) Sayangnya, semakin lama rotasi inti bumi tersebut semakin lambat, dan tidak
mustahil akan berhenti, yang mengakibatkan semakin lemahnya kekuatan
magnetosfer. Singkat kata, lenyapnya kekuatan magnetosfer membuat bumi berada
dalam kekacauan dan kiamat.
15. BADAI MATAHARI
Matahari yang kita kenal sebagai sumber energi primer bumi, rupanya tidak
selamanya memberikan kebaikannya kepada semua anggota tata surya. Berulang-kali
kekuatan matahari yang sedemikian besar hampir menewaskan semua kahidupan bumi
dengan serangan radiasi matahari, hingga pengaruhnya terhadap aktivitas badai
yang berlebihan pada lima tahun terakhir.
Radiasi matahari merupakan sebuah bentuk ledakan yang diakibatkan oleh
perubahan medan magnet matahari. Saya sendiri tidak begitu mengerti tentang
bagaimana terjadinya dan mengapa radiasi matahari terbentuk dan bagaimana
reaksi dari bintik matahari dengan pancaran radiasi yang sangat berbahaya.
Namun, yang jelas, radiasi matahari mempu mencapai dan terlepas menuju tata
surya, termasuk bumi.
Beruntung, bumi memiliki magnetosfer yang menahan kekuatan radiasi tersebut,
namun terkadang kekuatan radiasi yang begitu besar mampu membuat aktivitas
listrik di seluruh dunia menjadi terganggu.
Seringkali aktivitas matahari yang berlebihan mampu membuat listrik di
kota-kota besar di dunia menjadi padam hingga terjadinya gangguan pada
gelombang radio. Pada dunia modern di mana listrik menjadi sebuah kekuatan yang
tidak terpisahkan, padamnya arus listrik akan membuah semua kegiatan dan
teknologi modern lumpuh seketika.
Kini banyak ilmuwan mulai menemukan bertumpuk-tumpuk bukti baru bahwa
aktivitas matahari yang berlebihan menjadi salah satu penyebab meningkatnya
aktivitas badai. Jika memang ada hubungan antara aktivitas matahari dengan
tingginya aktivitas badai, maka banyak ilmuwan yang memperkirakan bahwa tahun
2012 aktivitas badai di seluruh dunia akan mengingkat pesat, akibat tingginya
aktivitas matahari saat itu.
Aktivitas matahari pada tahun 2012 yang mengingkat pesat rupanya sesuai
dengan daur aktivitas matahari, yang kini telah banyak dijelaskan oleh para
ilmuwan.
16.TUMBUKAN PLANET DAN ASTROID
Anomali yang berasal dari angkasa tidak hanya terbatas pada pengaruh dan
aktivitas matahari semata, tapi juga pada aktivitas dan perilaku seluruh tata
surya terhadap gerakan galaksi.
Lawrence E. Joseph menjelaskan bahwa kini tatasurya sedang berada dalam
sebuah awan energi galaksi bima sakti, yang terdiri dari wilayah bermedan
magnet tinggi yang menyebabkan seluruh tata surya menghasilkan gelombang kejut
yang akan mempengaruhi semua anggota tata surya. (Joseph, 2008: 152-153)
Sebelum membahas efek guncangan terhadap tata surya, ada baiknya kita
mengamati aktivitas dan potensi bencana yang berasal dari anggota tata surya
yang lain. Para ilmuwan khawatir ada sebuah bencana tersembunyi yang berasal
dari tepi tata surya, potensi bencana tersebut berasal dari pusat penyimpanan
komet di Awan Oort, asteroid di Sabuk Kuiper, dan sabuk asteroid pada jalur
Mars dan Jupiter. Jika kita mengambil Pluto sebagai awal pembagian, maka akan
mendapatkan bentuk pembagian seperti ini, Pluto, Sabuk Kuiper, dan Awan Oort.
Singkatnya awan tersebut berada pada bagian paling tepi di tata surya Awan
Oort, diberi nama sesuai penemunya yaitu Jan Hendrik Oort, merupakan sebuah
awan besar yang mengandung sekitar seratus milyar inti komet yang terentang
hingga jarak lima belas trilyun kilometer, dari sinilah semua komet yang kita
kenal dilahirkan. Awan tersebut mengandung inti komet dengan diameter yang
beragam mulai dari satu kilometer hingga lebih dari delapan puluh kilometer.
(Sagan dan Leonard, 1984: 174)
Pada tahun 1950-an, Astronom Amerika Serikat bernama F. L. Whipple,
menjajukan pendaptnya banwa sebenarnya komet hanya terdiri dari es dan gas-gas
beku lain layaknya bola salju yang kotor. (Encyclopedia Americana, 1991, 2:
365-369). Tapi, kini, banyak ahli astronomi sepakat bahwa “markas” komet di
Awan Oort merupakan induk dari komet pembunuh. Sedikit saja gerakan salah dari
gaya gravitasi bintang, atau efek lainnya, akan melepaskan komet dari induknya.
Salah satu bukti kuat dari tabrakan komet pembunuh terekam dengan jelas di
permukaan Jupiter.
Tahun 1994, sebuah komet pembunuh bernama Shoemaker-Levy 9 menabrak Jupiter
hingga membuat sebuah luka sebesar bumi di planet tersebut.
Baru-baru ini saya sempat berkunjung ke PP Iptek, di Taman Mini, Jakarta.
Ketika berkeliling saya sempat melihat sebuah poster yang dipasang memanjang
dari atas ke bawah berjudul, “Teleskop Hubble Menangkap Bencana”.
Terus terang saya kaget tetkala melihat ada foto yang menampakkan akibat
benturan komet Shoemaker-Levy 9 di Jupiter. Pada gambar tersebut terlibat dua
noda merah kecil yang melukai planet terbesar itu, kita melihat noda merah itu
tampak kecil karena dibandingkan dengan ukuran planet tersebut, tetapi apabila
dibandingkan dengan bumi, maka noda bekas benturan itu akan nampak sama besar.
Secara gampang, apabila ada komet pembunuh sebesar Shoemaker-Levy 9 benar-benar
menabrak bumi, maka dapat dipastikan bumi akan binasa, dan semua bentuk
kehidupan yang kita kenal akan musnah.
Ancaman terhadap bumi tidak hanya berasal dari Awan Oort, tapi juga dapat
berasal dari Sabuk Kuiper, hingga jalur asteroid Mars-Jupiter. Sabuk Kuiper
dikenal sebagai lintasan asteroid-asteroid besar yang mungkin memiliki potensi
sama mematikannya dengan komet dari awan Oort.
Apabila Pluto, Sedna hingga TRM 11-RM 2 dikeluarkan dari definisi planet
menjadi asteroid, maka Pluto Sedna hingga TRM 11-RM 2 merupakan asteroid yang
sangat besar. Kita tahu Pluto memiliki ukuran sebesar bulan, sehingga Anda
pasti bisa membayangkan akibatnya, jika Pluto menghajar bumi. Lintasan asteroid
Mars-Jupiter tampaknya juga menyimpan potensi bencana serupa, seperti halnya
sepupunya yang berada di tepi tata surya.
Tahun 1925, Jan Hendrik Oort menerbitkan sebuah teori tentang rotasi galaksi
berdasarkan bukti-bukti dari observasi yang telah dilakukannya. Oort
memperhitungkan jarak matahari dari pusat galaksi sebagai tolak ukur untuk
mengekur rotasi galaksi dan kecepatan orbitnya. (Encyclopedia Americana, 1991,
17: 757). Dengan kata lain, matahari dan seluruh tata surya juga melakukan
sebuah revolusi dengan mengorbit pada pusat galaksi bima sakti.
Para ilmuwan dari abad sembilan belas mungkin beranggapan bahwa tatasurya
merupakan sebuatu bentuk statis yang diam pada tempanya. Mereka tidak mengerti
bahwa matahari sebenarnya melakukan revolusi sebagaimana yang dilakukan planet
terhadap matahari. Dengan begitu, revolusi galaksi bima sakti, bisa jadi
berakibat pada revolusi matahari dan seluruh tata surya. Celakanya, revolusi
tata surya kini sedang melewati awan energi di galaksi bima sakti yang
menyebabkan terjadinya guncangan terhadap tata surya, layaknya pesawat yang
terbang melintasi cuaca buruk. Guncangan energi, akibat awan energi sungguh
berakibat buruk bagi tata surya, dapat memicu hujan komet pembunuh yang berasal
dari Awan Oort dan Sabuk Kuiper. Jika itu terjadi maka dapat dipastikan bumi
dan planet-planet yang lain akan merasakan bencana akibat hujan komet, dengan
dampak yang berbeda-beda.
17. PERUBAHAN KERAK BUMI
Dari sejumlah besar bangunan yang ditemukan di samudra, dengan fosil makhluk
hidup samudra di atas daratan. Semua ini cukup membuktikan ‘samudra berubah
jadi sawah ladang, dan sawah ladang berubah jadi samudra (dunia mengalami
perubahan besar)’, daratan tenggelam ke samudra, perubahan kerak bumi dasar
laut yang naik menjadi daratan adalah fenomena yang sangat normal dalam
aktivitas bumi.
Seperti misalnya Danau Lago Titicaca di Bolivia, Amerika Selatan, meski
terletak di atas dataran tinggi, namun di kawasan sekeliling danau muncul jutaan
fosil kulit kerang samudra, dan hingga sekarang masih terdapat makhluk samudra
di danau ini, nelayan dapat menjala kuda laut, udang bercapit hijau dan
kerang-kerangan.
Ini menunjukkan bahwa pada zaman dulu, dataran tinggi di sini mungkin masih
berada di dasar laut, namun, karena perubahan kerak bumi, didesak hingga naik
ke atas, dan masa terjadinya diperkirakan kurang lebih pada seratus juta tahun
lampau. Daratan Atlantis dalam legenda, adalah peradaban yang hilang tenggelam
ke laut karena perubahan kerak bumi.
18. KERAK BUMI BERUBAH POSISI
Ketika professor Charles H Hapgood sedang mempelajari peta kuno Kutub Selatan,
ia pernah mengemukakan hipotesa peralihan kerak bumi (Earth Crust
Displacement).
Dalam kondisi tertentu, segenap kerak luar bumi mungkin dapat menggerakkan
posisinya secara menyeluruh, bagaikan selembar kulit jeruk tak berisi, setelah
kendor dan terkelupas, akan menggerakkan segenap posisinya.
Menurut hipotesa, kerak bumi setebal 30 mil dapat meluncur di atas inti bumi
yang tebalnya 8 ribu mil, beberapa sarjana AS mengaitkan hipotesa ini dengan
bencana dahsyat di Alaska dan Siberia pada 11 ribu tahun lampau. Mereka
memprediksikan daratan di Kutub Selatan saat ini, ternyata adalah daerah
berjarak sekitar 2 ribu mil sebelah utara Kutub Selatan.
Dan sebelum adanya peradaban manusia ini, minimal pada 6 ribu tahun silam,
telah terjadi peralihan kerak bumi, segenap kerak bumi menggerakkan posisi,
hingga menggeser daratan Kutub Selatan ke posisinya saat ini. Ini membuat
daratan yang hangat mendadak menjadi dingin, dan secara perlahan diselimuti
dengan es dan salju.
Dan di saat bersamaan, Alaska dan Siberia juga mengarah ke Kutub Utara,
sehingga membuat daratan yang semula hangat dalam sekejab menjadi dingin
‘membeku’. Ini secara rasional telah menjelaskan tentang lapisan tanah beku di
utara Siberia, gajah raksasa berbulu panjang yang ditemukan serta sejumlah
besar binatang yang tidak dapat hidup di daerah dingin, seperti misalnya badak,
banteng, kuda, gezelle, srigala, machairodont (harimau bergigi pedang), singa
dan sebagainya, selain itu juga ada mayat manusia.